Teaching
English as Foreign Language
(TEFL)
The Audio Lingual Method (ALM)
Kelompok 4:
Muhammad Irfan
Muhammad Syahrir
M. Al-Irjizah
Pendidikan Bahasa Inggris
Fakultas
Tarbiyah & Keguruan
UIN
Alauddin Makassar
The Audio Lingual Method (ALM)
1.
Background
Audio lingual method adalah metode
yang diperkenalkan di amerika serikat pada tahun 1940an. Namun demikian metode
ini di anggap sangat tua , banyak guru bahasa masih suka metode ini dan percaya
bahwa metode ini sangat kuat. Kemunculan metode ini banyak orang merespon dan
butuh perubahan untuk bahasa pengajaran yang kedua dan berhubungan antara
amerika serikat dan rusia, yang pertama kali meluncurkan di bumi pada tahun
1957. Di amerika serikat mencegah orang-orangnya menjadi orang-orang yang terisolasi dari negara maju lainnya.
Metode ini banyak dipengaruhi oleh metode (ATSP). ATSP ini cepat dicetuskan ke
amerika serikat yang masuk pada perang
dunia ke dua, dan mencoba mengirim tentara yang mengambil posisi dari Negara
lain. Pemerintahan Amerika serikat menemukan dirinya yang membutuhkan personil
yang terlatih dalam jumlah yang besar dan bahasa variasi yang luas, dan audio
lingual metode harus di jawab. Metode ini juga merespon metode bacaan dan
metode grammar terjemahan. Saat ini banyak orang amerika merasa tidak puas
dengan bacaan dan mereka pikir bahwa berbicara lebih penting daripada membaca .
Akhirnya metode ini mengembangkan prinsip kombinasi teori linguistic yang
terstruktur, analisis perbedaan, ujian prosedur, dan psikologi tingkah
laku (Richard and Rodgers, 2001: 54-55).
Metode ini diterima oleh orang dari Negara lain dan diperkenalkan di Indonesia
pada tahun 1960an. Tidak banyak kesusatraan dalam metode audio lingual ini dan kebanyakan dari ide
pada bagian ini diadaptasikan dari bagaimana cara mengajar bahasa asing secara
efektif (Huebener, 1969).
2.
Approach (pendekatan).
·
Pendekatan teori bahasa
Metode ini tidak menitik beratkan pada
gramatikal tetapi The
Audio Lingual Method (ALM) berasal dari teori linguistic amerika pada tahun
1950an yang dikenal structural linguistic.
Metode
ini bisa dikatakan mengabaikan tentang writing atau penulisan karena bahasa
pada umumnya tidak membutuhan tulisan karena seseorang belajar berbicara
sebelum belajar atau menulis. Jadi dapat dikatakan bahwa speaking adalah
kebutuhan primer sedangkan writing adalah kebutuhan sekunder.
Pada
tahun 1961 seorang linguistic amerika, William Moulton memproklamirkan prinsip
linguistic sebagai metode pengajaran bahasa yang berdasar pada: “ bahasa adalah
berbicara bukan menulis karena bahasa adalah kebiasaan, mengajar bahasa bukan
tentang bahasa, bahasa adalah apa yang native katakan bukan apa yang seseorang
pikirkan tentang apa yang harus mereka katakan.
·
Pendekatan
Pembelajaran
Human
learning diketahui berdasarkan perilaku kebiasaan yang terdapat tiga elemen
krusial yaitu respon, stimulus, penguatan. Rahasia dari pembelajaran manusia
adalah berdasarkan kebiasaan.
3.
Design
·
Tujuan
Tujuan dari metode ini adalah:
1. Untuk membuat siswa bisa menggunakan bahasa target secara komunikatif dan otomatis tanpa berhenti untuk berpikir.
2. Untuk membantu siswa memproleh pola sruktural kalimat atau bahasa.
1. Untuk membuat siswa bisa menggunakan bahasa target secara komunikatif dan otomatis tanpa berhenti untuk berpikir.
2. Untuk membantu siswa memproleh pola sruktural kalimat atau bahasa.
·
Syllabus.
Poin utama dalam syllabus linguistik
audio lingual method adalah phonology, morphology, dan syntax bahasa yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa. Keterampilan bahasa diajarkan seperti
listening, speaking, reading, dan writing. Tetapi listening dan speaking adalah
hal pertama yang diajarkan karena itulah keterampilan utama dalam bahasa.
·
Aktivitas belajar mengajar.
Sejak kemampuan listening dan speaking adalah pertimbangan utama, cara pengajaran pertama lebih dihubungkan ke kemampuan listening dan speaking (Huebener; 1969:17). Cara tersebut adalah sebagai berikut:
1. Guru memberikan ringkasan singkat dari isi dialog.
2. Siswa mendengarkan secara penuh perhatian ketika guru membacakan atau membawakan dialog dengan kecepatan normal beberapa kali.
3. Langkah selanjutnya adalah siswa mengulangi apa yang dikatakan guru dalam dialog secara bersamaan.
4. Pengulangan kemudian dilanjutkan mulai dari semua siswa kemuadian sebagian siswa dalam kelas sampai hanya satu persatu siswa.
5. kemudian secara berpasangan siswa maju ke depan kelas untuk mempraktekkan dialog tersebut.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat dialog.
1. Dialog seharusnya pendek
2. Dialog seharusnya tidak lebih dari dua baris.
3. Dialog harus mengandung pengulangan grammar.
4. Isinya harus menarik bagi siswa.
5. Vocabulary dan grammar yang sebelumnya sebelumnya harus termasuk dalam dialog.
sejak tujuan dari metode pembelajaran adalah kemampuan speaking, mengajar melaui ALM , guru menghabiskan banyak waktu untuk berbicara.
Sejak kemampuan listening dan speaking adalah pertimbangan utama, cara pengajaran pertama lebih dihubungkan ke kemampuan listening dan speaking (Huebener; 1969:17). Cara tersebut adalah sebagai berikut:
1. Guru memberikan ringkasan singkat dari isi dialog.
2. Siswa mendengarkan secara penuh perhatian ketika guru membacakan atau membawakan dialog dengan kecepatan normal beberapa kali.
3. Langkah selanjutnya adalah siswa mengulangi apa yang dikatakan guru dalam dialog secara bersamaan.
4. Pengulangan kemudian dilanjutkan mulai dari semua siswa kemuadian sebagian siswa dalam kelas sampai hanya satu persatu siswa.
5. kemudian secara berpasangan siswa maju ke depan kelas untuk mempraktekkan dialog tersebut.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat dialog.
1. Dialog seharusnya pendek
2. Dialog seharusnya tidak lebih dari dua baris.
3. Dialog harus mengandung pengulangan grammar.
4. Isinya harus menarik bagi siswa.
5. Vocabulary dan grammar yang sebelumnya sebelumnya harus termasuk dalam dialog.
sejak tujuan dari metode pembelajaran adalah kemampuan speaking, mengajar melaui ALM , guru menghabiskan banyak waktu untuk berbicara.
Variasi drills yang digunakan dalam Audio Lingual Method adalah
sebagai
berikut:
o
Repetation.
Siswa mengulangi sekeras(suara) mungkin
apa yang dia dengar.
Contoh:
I used to know him – I used to know him.
o
Inflection
Satu kata akan muncul dari pengulangan.
Contoh:
I bought the ticket – I bought the
tickets
o
Replacement
Satu kata akan terganti oleh kata lain.
Contoh:
He bought this house cheap – he bought
it cheap.
o
Restatement
Siswa akan mengganti kata orang kedalam
orang lain, berdasarkan instruksi.
Contoh:
Tell him to wait for you – wait for me
o
Completion.
Siswa akan mendengar ungkapan yang
lengkap kecuali satu kata, dan kemudin mereka akan mengulang dengan bentuk yang
lengkap.
Contoh:
I’ll go my way and you go… - I’ll go my
way and you go yours
o
Transportation.
Perubahan word order ketika katanya
ditambah.
Contoh:
I’m hungry (so) – so am I
o
Expansion.
Ketika katanya ditambah, it mengambil
tempat dalam rentetan kata.
Contoh:
I know him (hardly). – I hardly know
him.
o
Contraction.
Kata tunggal menggantikan frase atau
klausa.
Contoh:
Put your hand on the table – put your
hand there.
o
Transformation.
Kalimat bisa berubah kedalam bentuk
negative, pertanyaan, mood, tenses, suara, dll.
Contoh:
He knows my address. – he doesn’t know
my address.
o
Integration.
Dua ungkapan menjadi satu.
Contoh:
They must be honest. This is important.
– it is important that they be honest.
o
Rejoinder.
Siswa akan membuat jawaban yang tepat
terhadap ungkapan yang diberikan.
Contoh:
Be polite.
Answer my question.
Agree.
·
Peran siswa
Peran siswa adalah merespon apa yang
dikatakan oleh guru. Mereka hanya mengulangi apa yang dikatakan oleh gurunya walaupun
pada awalnya mereka tidak mengerti artinya tetapi dengan sering mengulangi dan
merespon stimulus yang diberikan oleh guru maka siswa akan sedikit demi sedikit
akan mengerti dengan pembiasaan tersebut.
·
Peran Guru
Dalam Audio Lingual Method, seperti halnya dalam Situational
Language Teaching, guru berperan aktif dan sentral. Metode ini bisa dikatakan
didominasi oleh guru. Guru berperan untuk menjaga perhatian siswa dengan
pengulangan-pengulangan, tugas, dan memilih situasi yang cocok dengan apa yang
akan dipraktekkan.
·
Peran Materi.
Materi Audio Lingual Method membantu guru untuk membuat siswa dalam
penguasaan bahasa. Materi yang berupa bacaan sangat jarang digunakan pada saat
siswa dituntut hanya untuk mendengarkan, mengulang, dan merespon. Tape recorder
dan peralatan audiovisual sering berperan penting dalam Audio Lingual Method.
Jika guru bukanlah native untuk target bahasa maka tape recorder dapat
digunakan untuk memberikan dialog atu drills. Selanjutnya laboratorium juga
dapat membantu dalam Audio Lingual Method.
4.
Procedures.
Sejak
Audio Lingual Method adalah
pendekatan lisan utama dalam pengajaran bahasa, tidak mengherankan bahwa proses
pengajaran menyertakan instruksi lisan yang luas. Focus dari instruksi adalah
cara bicara yang cepat dan akurat.
Tipikal pelajaran Audio Lingual
Method, prosedurnya dapat diamati sebagai berikut:
1. Pertama-tama siswa mendengar model
dialog(baik melalui guru atau tape) yang mengandung struktur kunci yang focus
pada pelajaran. Mereka mengulangi setiap baris dari dialog baik secara
individual atau secara bersamaaan.
2. Dialog disesuaikan terhadap situasi
dan ketertarikan siswa, melaui mengganti kata kunci atau frase. Ini dilakukan
tanpa sepengetahuan siswa.
3. Khusus untuk struktur kunci dari
sebuah dialog dipilih dan digunakan sebagai dasar dari macam-macam pola
pelatihan.
4. Siswa boleh merujuk pada aktivitas teks buku, mengikuti bacaan,
tulisan, atau kosa kata yang berdasarkan dialog boleh diperkenalkan.
5. Mengikuti aktivitas bisa mengambil
banyak tempat dalam laboratorium bahasa, dimana selanjutnya dialog dan latihan
dilaksanakan.
5.
Kelebihan dan kekurangan The Audio Lingual Method
The Audio Lingual Method bukanlah
metode yang sempurna. Kelebihan dan kekurangan Audio Lingual method adalah sebagai
berikut:
1. Kelebihan Audio Lingual Method (ALM):
1) Semua siswa aktif dalam kelas
2) Keadaan kelas lebih menarik dan hidup.
3) Speaking dan listening skill lebih terlatih, sehingga kemampuan pronunciation and kemampuan listening lebih terkontrol.
1) Semua siswa aktif dalam kelas
2) Keadaan kelas lebih menarik dan hidup.
3) Speaking dan listening skill lebih terlatih, sehingga kemampuan pronunciation and kemampuan listening lebih terkontrol.
2. Kekurangan Audio Lingual Method (ALM):
1) Metode ini membosankan bagi siswa yang sudah pintar, karena cara metode ALM dominan mengulangi kalimat.
2) Kadang siswa bingung karena guru menjelaskan secara sederhana bukan secara detail.
1) Metode ini membosankan bagi siswa yang sudah pintar, karena cara metode ALM dominan mengulangi kalimat.
2) Kadang siswa bingung karena guru menjelaskan secara sederhana bukan secara detail.
3) Grammar skill tidak terlatih
terima kasih atas penjelasan tentang audio lingual, bolehkan saya tau referensi yang dipakai oleh saudara dalam menulis artikel ini? buku apa yang dipakai? mohon infonya, terima kasih
BalasHapusIni sebuah aplikasi atau apa ya?
HapusTerima kasih. Ini sangat membantu saya
BalasHapusthank you. this is very useful
BalasHapus