Minggu, 27 Januari 2013

The Audio Lingual Method (ALM)


Teaching English as Foreign Language
                       (TEFL)
The Audio Lingual Method (ALM)

Kelompok 4:
Muhammad Irfan
Muhammad Syahrir
M. Al-Irjizah

Pendidikan  Bahasa Inggris
Fakultas Tarbiyah  & Keguruan
UIN Alauddin Makassar
The Audio Lingual Method (ALM)
1.      Background
Audio lingual method adalah metode yang diperkenalkan di amerika serikat pada tahun 1940an. Namun demikian metode ini di anggap sangat tua , banyak guru bahasa masih suka metode ini dan percaya bahwa metode ini sangat kuat. Kemunculan metode ini banyak orang merespon dan butuh perubahan untuk bahasa pengajaran yang kedua dan berhubungan antara amerika serikat dan rusia, yang pertama kali meluncurkan di bumi pada tahun 1957. Di amerika serikat mencegah orang-orangnya  menjadi orang-orang  yang terisolasi dari negara maju lainnya. Metode ini banyak dipengaruhi oleh metode (ATSP). ATSP ini cepat dicetuskan ke amerika serikat yang masuk  pada perang dunia ke dua, dan mencoba mengirim tentara yang mengambil posisi dari Negara lain. Pemerintahan Amerika serikat menemukan dirinya yang membutuhkan personil yang terlatih dalam jumlah yang besar dan bahasa variasi yang luas, dan audio lingual metode harus di jawab. Metode ini juga merespon metode bacaan dan metode grammar terjemahan. Saat ini banyak orang amerika merasa tidak puas dengan bacaan dan mereka pikir bahwa berbicara lebih penting daripada membaca . Akhirnya metode ini mengembangkan prinsip kombinasi teori linguistic yang terstruktur, analisis perbedaan, ujian prosedur, dan psikologi tingkah laku  (Richard and Rodgers, 2001: 54-55). Metode ini diterima oleh orang dari Negara lain dan diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1960an. Tidak banyak kesusatraan dalam metode  audio lingual ini dan kebanyakan dari ide pada bagian ini diadaptasikan dari bagaimana cara mengajar bahasa asing secara efektif (Huebener, 1969).

2.      Approach (pendekatan).
·         Pendekatan teori bahasa
Metode ini tidak menitik beratkan pada gramatikal tetapi The Audio Lingual Method (ALM) berasal dari teori linguistic amerika pada tahun 1950an yang dikenal structural linguistic.
Metode ini bisa dikatakan mengabaikan tentang writing atau penulisan karena bahasa pada umumnya tidak membutuhan tulisan karena seseorang belajar berbicara sebelum belajar atau menulis. Jadi dapat dikatakan bahwa speaking adalah kebutuhan primer sedangkan writing adalah kebutuhan sekunder.
Pada tahun 1961 seorang linguistic amerika, William Moulton memproklamirkan prinsip linguistic sebagai metode pengajaran bahasa yang berdasar pada: “ bahasa adalah berbicara bukan menulis karena bahasa adalah kebiasaan, mengajar bahasa bukan tentang bahasa, bahasa adalah apa yang native katakan bukan apa yang seseorang pikirkan tentang apa yang harus mereka katakan.
·         Pendekatan Pembelajaran
Human learning diketahui berdasarkan perilaku kebiasaan yang terdapat tiga elemen krusial yaitu respon, stimulus, penguatan. Rahasia dari pembelajaran manusia adalah berdasarkan kebiasaan.
3.      Design
·         Tujuan
Tujuan dari metode ini adalah:
1. Untuk membuat siswa bisa menggunakan bahasa target secara komunikatif dan otomatis tanpa berhenti untuk berpikir.
2. Untuk membantu siswa memproleh pola sruktural kalimat atau bahasa.
·         Syllabus.
Poin utama dalam syllabus linguistik audio lingual method adalah phonology, morphology, dan syntax bahasa yang diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa. Keterampilan bahasa diajarkan seperti listening, speaking, reading, dan writing. Tetapi listening dan speaking adalah hal pertama yang diajarkan karena itulah keterampilan utama dalam bahasa.
·         Aktivitas belajar mengajar.
Sejak kemampuan listening dan speaking adalah pertimbangan utama, cara pengajaran pertama lebih dihubungkan ke kemampuan listening dan speaking (Huebener; 1969:17). Cara tersebut adalah sebagai berikut:
1. Guru memberikan ringkasan singkat dari isi dialog.
2. Siswa mendengarkan secara penuh perhatian ketika guru membacakan atau membawakan dialog dengan kecepatan normal beberapa kali.
3. Langkah selanjutnya adalah siswa mengulangi apa yang dikatakan guru dalam dialog secara bersamaan.
4. Pengulangan kemudian dilanjutkan mulai dari semua siswa kemuadian sebagian siswa dalam kelas sampai hanya satu persatu siswa.
5. kemudian secara berpasangan siswa maju ke depan kelas untuk mempraktekkan dialog tersebut.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat dialog.
1. Dialog seharusnya pendek
2. Dialog seharusnya tidak lebih dari dua baris.
3. Dialog harus mengandung pengulangan grammar.
4. Isinya harus menarik bagi siswa.
5. Vocabulary dan grammar yang sebelumnya sebelumnya harus termasuk dalam dialog.
sejak tujuan dari metode pembelajaran adalah kemampuan speaking, mengajar melaui ALM , guru menghabiskan banyak waktu untuk berbicara.

Variasi drills yang digunakan dalam Audio Lingual Method adalah
sebagai berikut:
o   Repetation.
Siswa mengulangi sekeras(suara) mungkin apa yang dia dengar.
Contoh:
I used to know him – I used to know him.
o   Inflection
Satu kata akan muncul dari pengulangan.
Contoh:
I bought the ticket – I bought the tickets
o   Replacement
Satu kata akan terganti oleh kata lain.
Contoh:
He bought this house cheap – he bought it cheap.
o   Restatement
Siswa akan mengganti kata orang kedalam orang lain, berdasarkan instruksi.
Contoh:
Tell him to wait for you – wait for me
o   Completion.
Siswa akan mendengar ungkapan yang lengkap kecuali satu kata, dan kemudin mereka akan mengulang dengan bentuk yang lengkap.
Contoh:
I’ll go my way and you go… - I’ll go my way and you go yours
o   Transportation.
Perubahan word order ketika katanya ditambah.
Contoh:
I’m hungry (so) – so am I
o   Expansion.
Ketika katanya ditambah, it mengambil tempat dalam rentetan kata.
Contoh:
I know him (hardly). – I hardly know him.
o   Contraction.
Kata tunggal menggantikan frase atau klausa.
Contoh:
Put your hand on the table – put your hand there.
o   Transformation.
Kalimat bisa berubah kedalam bentuk negative, pertanyaan, mood, tenses, suara, dll.
Contoh:
He knows my address. – he doesn’t know my address.
o   Integration.
Dua ungkapan menjadi satu.
Contoh:
They must be honest. This is important. – it is important that they be honest.
o   Rejoinder.
Siswa akan membuat jawaban yang tepat terhadap ungkapan yang diberikan.
Contoh:
Be polite.
Answer my question.
Agree.
·         Peran siswa
Peran siswa adalah merespon apa yang dikatakan oleh guru. Mereka hanya mengulangi apa yang dikatakan oleh gurunya walaupun pada awalnya mereka tidak mengerti artinya tetapi dengan sering mengulangi dan merespon stimulus yang diberikan oleh guru maka siswa akan sedikit demi sedikit akan mengerti dengan pembiasaan tersebut.
·         Peran Guru
Dalam Audio Lingual Method, seperti halnya dalam Situational Language Teaching, guru berperan aktif dan sentral. Metode ini bisa dikatakan didominasi oleh guru. Guru berperan untuk menjaga perhatian siswa dengan pengulangan-pengulangan, tugas, dan memilih situasi yang cocok dengan apa yang akan dipraktekkan.
·         Peran Materi.
Materi Audio Lingual Method membantu guru untuk membuat siswa dalam penguasaan bahasa. Materi yang berupa bacaan sangat jarang digunakan pada saat siswa dituntut hanya untuk mendengarkan, mengulang, dan merespon. Tape recorder dan peralatan audiovisual sering berperan penting dalam Audio Lingual Method. Jika guru bukanlah native untuk target bahasa maka tape recorder dapat digunakan untuk memberikan dialog atu drills. Selanjutnya laboratorium juga dapat membantu dalam Audio Lingual Method.
4.      Procedures.
Sejak Audio Lingual Method adalah pendekatan lisan utama dalam pengajaran bahasa, tidak mengherankan bahwa proses pengajaran menyertakan instruksi lisan yang luas. Focus dari instruksi adalah cara bicara yang cepat dan akurat.
Tipikal pelajaran Audio Lingual Method, prosedurnya dapat diamati sebagai berikut:
1.      Pertama-tama siswa mendengar model dialog(baik melalui guru atau tape) yang mengandung struktur kunci yang focus pada pelajaran. Mereka mengulangi setiap baris dari dialog baik secara individual atau secara bersamaaan.
2.      Dialog disesuaikan terhadap situasi dan ketertarikan siswa, melaui mengganti kata kunci atau frase. Ini dilakukan tanpa sepengetahuan siswa.
3.      Khusus untuk struktur kunci dari sebuah dialog dipilih dan digunakan sebagai dasar dari macam-macam pola pelatihan.
4.      Siswa boleh merujuk pada  aktivitas teks buku, mengikuti bacaan, tulisan, atau kosa kata yang berdasarkan dialog boleh diperkenalkan.
5.      Mengikuti aktivitas bisa mengambil banyak tempat dalam laboratorium bahasa, dimana selanjutnya dialog dan latihan dilaksanakan.
5.      Kelebihan dan kekurangan The Audio Lingual Method
The Audio Lingual Method bukanlah metode yang sempurna. Kelebihan dan kekurangan Audio Lingual method adalah sebagai berikut:
1.      Kelebihan Audio Lingual Method (ALM):
1) Semua siswa aktif dalam kelas
2) Keadaan kelas lebih menarik dan hidup.
3) Speaking dan listening skill lebih terlatih, sehingga kemampuan pronunciation and kemampuan listening lebih terkontrol.
2.       Kekurangan Audio Lingual Method (ALM):
1) Metode ini membosankan bagi siswa yang sudah pintar, karena cara metode ALM dominan mengulangi kalimat.
2) Kadang siswa bingung karena guru menjelaskan secara sederhana bukan secara detail.
3) Grammar skill tidak terlatih


4 komentar:

  1. terima kasih atas penjelasan tentang audio lingual, bolehkan saya tau referensi yang dipakai oleh saudara dalam menulis artikel ini? buku apa yang dipakai? mohon infonya, terima kasih

    BalasHapus
  2. Terima kasih. Ini sangat membantu saya

    BalasHapus
  3. thank you. this is very useful

    BalasHapus